A. Perkembangan
Peradaban Islam
Peradaban Islam adalah bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi berbagai aspek seperti moral, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan yang luas. Peradaban Islam telah dimulai sejak masa Rasulullah, khulafaurrasyidin, dan terus berkembang pada Dinasti Ummayah Abbasiyah.
Peradaban Islam adalah bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi berbagai aspek seperti moral, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan yang luas. Peradaban Islam telah dimulai sejak masa Rasulullah, khulafaurrasyidin, dan terus berkembang pada Dinasti Ummayah Abbasiyah.
1.
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah berdiri setelah
berakhirnya masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Khalifah pertama Dinasti
Umayyah adalah Muawiyah bin Abi Sofyan. Wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah
berkembang di sebelah timur sampai ke Oxus, bagian barat India sampai Punjab
dan Lahore. Di utara, Aljazair, Tangiers, dan spanyol. Kemajuan Islam pada masa
ini di antaranya adalah sebagai berikut.
a.
Ekonomi
Pada masa Khalifah Muawiyah, didirikan percetakan
uang yang bertuliskan bahasa Arab yang terbuat dari perunggu. Uang ini
disempurnakan oleh khalifah selanjutnya yaitu Abdul Malik bin Marwan. Saat itu
dikeluarkan pula mata uang logam Arab. Mata uang tersebut terbuat dari
emas (Dinar), perak (Dirham), dan
perunggu (Fals atau Fuls), yaitu mata uang yang satu sisi bertuliskan kalimat
“Laailaha Illallah” dan sisi lainnya tertuliskan Qul huwallahu ahad. Dalam tatanan ekonomi dan keuangan juga
dibentuk jawatan ekspor dan impor, badan logistic, lembaga sejenis perbankan,
badan pertahanan negara.
b.
Sosial
dan Budaya
Pada masa ini telah banyak bangunan hasil karya
rekayasa umat Islam dengan mengambil pola Romawi, Persia, dan Arab. Contohnya
adalah bangunan masjid Damaskus yang dibangun pada masa pemerintahan Walid bin
Abdul Malik.
c.
Ilmu
Pengetahuan
Pada masa kekuasaan dinasti umayyah, ilmu pengetahuan
berkembang pesat, baik bersumber Al-Qur’an maupun yang bersumber dari akal
manusia. Ilmu-ilmu yang berkembang itu diantaranya:
1)
Ilmu Ulumul lisaniyah
2) Tarikh
(sejarah)
3)
Ilmu qiraat
4)
Ilmu tafsir
5)
Ilmu hadis
6)
Ilmu nahwu
7)
Ilmu bumi (al- jughrafia)
8)
Ulumud dakhilah
d.
Politik
Politik
telah mengalami kemajuan dan perubahan sehingga lebih teratur dibandingkan masa
sebelumnya, terutama dalam hal khilafah (kepimpinan) dengan
dibentuknya al-kitabah
(sekretariat negara). Pada masa ini
juga telah dibangun armada laut dengan sempurna yang berhasil menaklukkan Pulau
Rhodus dengan panglimanya Laksamana Aqabah bin Amir.
2. Peradaban
Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah berkuasa selama lebih kurang
enam abad (132-656 H/ 750-1258 M),
didirikan oleh Abul Abbas as-Saffah
dibantu oleh Abu Muslim al-Khurasani, seorang jendral muslim yang berasal dari
Khurasan, Persia. Peradaban Islam berkembang pesat pada masa ini.
a.
Bidang Sosial dan Budaya
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan social budaya yang ada pada masa ini adalah seni
bangunan
istana, masjid, dan kota. Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra, bahasa, dan
seni musik.
b.
Bidang Politik dan Militer
Pemerintah
Dinasti Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan keamanan yang
disebut
Diwanul Jundi. Departemen inilah yang mengatur semua yang berkaitan dengan
kemiliteran dan pertahanan keamanan.
c.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Filsuf
yang terkenal saat itu antara lain adalah al-Kindi (185-206 H/ 801-873 M) dan
Abu
Nasar
al- Faraby (258-339 H/ 870-950 M). Diantara sejarawan muslim pertama yang
terkenal yang hidup masa ini adalah Muhammad bin Ishaq (152H/768M). Ahli bumi
(geografi) pada masa Abbasiyah adalah al-Kalbi yang masyhur pada abad ke-9M
khususnya dalam studinya dikawasan Arab. Astronom pertama muslim, Muhammad bin
Ibrahim al-Farazi (777M), membuat astrolabe atau alat ukur ketinggian bintang.
Lalu ada Ali ibn Rabban al-Tabari (850M) sebagai dokter pertama yang mengarang
buku Firdaus al-Hikmah.
d.
Bidang Ilmu Agama
Ilmu
pengetahuan agama Islam yang berkembang pesat pada masa itu adalah ilmu tafsir
dengan
tokoh yang terkenal al-Subhi, Muqatil bin Sulaiman, Muhammad bin Ishaq, dan Abu
Bakar al-Asham. Para ulama hadis yang terkenal pada masa ini adalah Imam
Bukhari dengan bukunya Sahih Bukhari, Ibnu Majah. Selain ilmu tafsir dan ilmu
hadis berkembang juga ilmu fiqih dan ilmu kalam.
B.
Periodisasi Kejayaan Peradaban Islam
1. Periode klasik
Pada masa ini merupakan masa ekspansi,
integrasi dan keemasan Islam. Sebelum wafatnya Nabi Muhammad saw (632 M),
seluruh semenanjung Arabia telah tunduk ke bahwah kekuasaan Islam, yang
kemudian dilanjutkan dengan ekspansi keluar Arabia pada masa khalifah pertama
Abu Bakar ash-Shiddiq, hingga berlanjut pada kekhalifahan berikutnya.
Pencapaian
kemenangan Islam pada masa ini adalah dapat dikuasainya Irak pada tahun 634 M,
yang kemudian meluas hingga Suria, kemudian pada masa Umar bin Khattab, Islam
mampu menguasai Damaskus (635 M) dan tentara Bizantium di daerah Syiria pun
ditaklukkan pada perang Yarmuk (636 M), selanjutnya menjatuhkan Alexandria (641
M) dan menguasai Mesir dengan tembok Babilonnya pada masa itu. Dan kekuasaan
Islampun meluas hingga Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir. Pada masa
khalifah Utsman bin Affan, Tripoli dan Ciprus pun tertaklukkan. Walaupun
setelah itu terjadi keguncangan politik pada masa kekhalifahan Ali bin Abi
Thalib, hingga wafatnya.Kekhalifahan berlanjut pada kekuasaan Bani Umayyah,
yang pada masa ini kekuasaan Islam semakin meluas, berawal di Tunis, Khurasan,
Afganistan, Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana, Samarkand, Bulukhistan, Sind,
Punjab, dan Multan. Bukan hanya itu, perluasan dilanjutkan ke Aljazair dan
Maroko, bahkan telah membuka jalan ke kawasan Eropa yaitu Spanyol, dan
menjadikan Cordova sebagai ibu kota Islam Spanyol. Lebih ringkasnya, pada masa
dinasti ini kekuasaan Islam telah menguasai Spanyol, Afrika Utara, Syiria,
Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagaian dari Asia Kecil, Persia,
Afganistan, Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis (di Asia Tengah).Sejak
kedinastian Bani Umayyah, peradaban Islam mulai menampakkan pamor keemasannya.
Walaupun Bani Umayyah lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan Arab.
Benih-benih peradaban baru tersebut antara lain perubahan bahasa administrasi
dari bahasa Yunani dan Pahlawi ke bahasa Arab, dengan demikian bahasa Arab
menjadi bahasa resmi yang harus dipelajari, hingga mendorong Imam Sibawaih
menyusun Al-Kitab yang menjadi pedoman dalam tata bahasa Arab.
Pada saat itu
pula (± abad ke-7 M), bermunculan sastrawan-sastrawan Islam, dengan berbagai
karya besar antara lain sebuah novel terkenal Laila Majnun yang
ditulis oleh Qais al-Mulawwah. Lain dari pada itu, dengan adanya pusat kegiatan
ilmiah di Kufah dan Basrah, bermunculan ulama bidang tafsir, hadits, fiqh, dan
ilmu kalam.
Pada bidang
ekonomi dan pembangunan, Bani Umayyah di bawah pimpinan Abd al-Malik, telah
mencetak alat tukar uang berupa dinar dan dirham. Sedangkan pembangunan yang
dilakukan adalah pembangunan masjid-masjid di Damaskus, Cordova, dan perluasan
masjid Makkah serta Madinah, termasuk al-Aqsa di al-Quds (Yerussalem), juga
pembangunan Monumen Qubbah as-sakhr, juga pembangunan istana-istana
untuk tempat peristirahatan di padang pasir, seperti Qusayr dan al-Mushatta.
2. Periode pertengahan
Pada periode ini, terdapat periode kemunduran Islam pada sekitar 1250-1500
M. Yang mana satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangan Mongol, dan kerajaan
Islam Spanyol pun mampu ditaklukkan oleh raja-raja Kristen yang bersatu,
hingga orang-orang Islam Spanyol berpindah ke kota-kota di pantai utara Afrika.
Namun dengan
demikian, terdapat kebangkitan kembali kedinastian Islam pada masa 1500-1800 M.
Di sana terdapat 3 kerajaan besar, yang menjadi tonggak bejayanya peradaban
Islam yang ke-2. Kerajaan besar tersebut adalah Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan
Safawi Persia, dan Kerajaan Mughal di India.
Karajaan
Turki Usmani berhasil mengambil alih Bizantium dan menduduki Konstantinopel
(Istambul). Hingga akhirnya kekuasaan Turki Usmani mampu menguasai Asia Kecil,
Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, Yaman, Mesir, Libya, Tunis, Aljazair, Bulgaria,
Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania.
Sedangkan di
tempat lain, Persia Islam bangkit dengan dengan Kerajaan Safawi (1252 M),
dengan dinasti yang berasal dari Azerbaijan Syaikh Saifuddin yang beraliran
Syi’ah. Kekuasaannya menyeluruh hingga seluruh Persia. Dan berbatasan dengan
kekuasaan Usmani di barat dan kerajaan Mughal di kawasan timur.
Kerajaan
Mughal di India, yang berdiri pada tahun 1482 M dengan pendirinya Zahirudin
Babur. Kekuasaannya mencakup Afganistan, Lahore, India Tengah, Malwa dan
Gujarat. Di India, bahsa Urdu akhirnya menjadi bahasa kerajaan menggantikan
bahasa Persia. Dan kemajuannya telah membuat beberapa bukti peninggalan sejarah
antara lain, Taj Mahal, Benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan
gedung-gedung pemerintahan di Delhi.
3. Periode Modern
Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam, yang mana dengan
berakhirnya ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata umat Islam akan
kemunduruan dan kelemahannya di samping kemajuan dan kekuasaan Barat. Raja dan
pemuka-pemuka Islam mulai berpikir mencari jalan keluar untuk mengembalikan
keseimbangan kekuatan, yang telah pincang dan membahayakan umat Islam. Sebab
Islam yang pernah berjaya pada masa klasik, kini berbalik menjadi gelap. Bangsa
Barat menjadi lebih maju dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan
peradabannya.Dengan demikian, timbullah pemikiran dan pembaharuan dalam islam
yang disebut dengan modernisasi dalam Islam. Sekian tokoh pembaharu Islam telah
mengeluarkan buah pikirannya guna membuat umat Islam kembali maju sebagaimana
pada periode klasik. Para tokoh tersebut antara lain, Muhammad bin Abdul Wahab
di Arab, Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir,
Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan Muhammad Iqbal di India, Sultan Mahmud
II dan Musthafa Kamal di Turki, dan masih banyak lagi yang lainnya.
C.
Kontribusi Islam dalam Perkembangan Dunia
Kontribusi
besar peradaban Islam antara lain sebagai berikut.
Ø
Kaum muslimin telah member sumbangan
eksperimental mengenai metode dan teori sains ke dunia Barat
Ø
Sistem notasi dan decimal Arab dalam waktu yang
sama telah dikenalkan ke dunia Barat
Ø
Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagai
lembaga pendidikan tinggi islam dan mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat
Ø
Para ilmuwan muslim telah menyumbangkan
pengetahuantentang rumah sakit, sanitasi, dan makanan kepada Eropa.