Jumat, 27 November 2015

Rangkuman Bab 8 PAI kelas 11



                                                                                                           
A. Perkembangan Peradaban Islam
        Peradaban Islam adalah bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi berbagai aspek seperti moral, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan yang luas. Peradaban Islam telah dimulai sejak masa Rasulullah, khulafaurrasyidin, dan terus berkembang pada Dinasti Ummayah Abbasiyah.

1.  Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah
            Dinasti Umayyah berdiri setelah berakhirnya masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Khalifah pertama Dinasti Umayyah adalah Muawiyah bin Abi Sofyan. Wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah berkembang di sebelah timur sampai ke Oxus, bagian barat India sampai Punjab dan Lahore. Di utara, Aljazair, Tangiers, dan spanyol. Kemajuan Islam pada masa ini di antaranya adalah sebagai berikut.
a.   Ekonomi
Pada masa Khalifah Muawiyah, didirikan percetakan uang yang bertuliskan bahasa Arab yang terbuat dari perunggu. Uang ini disempurnakan oleh khalifah selanjutnya yaitu Abdul Malik bin Marwan. Saat itu dikeluarkan pula mata uang logam Arab. Mata uang tersebut terbuat dari emas  (Dinar), perak (Dirham), dan perunggu (Fals atau Fuls), yaitu mata uang yang satu sisi bertuliskan kalimat “Laailaha Illallah” dan sisi lainnya tertuliskan Qul huwallahu ahad.  Dalam tatanan ekonomi dan keuangan juga dibentuk jawatan ekspor dan impor, badan logistic, lembaga sejenis perbankan, badan pertahanan negara.
b.   Sosial dan Budaya
Pada masa ini telah banyak bangunan hasil karya rekayasa umat Islam dengan mengambil pola Romawi, Persia, dan Arab. Contohnya adalah bangunan masjid Damaskus yang dibangun pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik.
c.    Ilmu Pengetahuan
Pada masa kekuasaan dinasti umayyah, ilmu pengetahuan berkembang pesat, baik bersumber Al-Qur’an maupun yang bersumber dari akal manusia. Ilmu-ilmu yang berkembang itu diantaranya:
1)        Ilmu Ulumul lisaniyah
2)        Tarikh (sejarah)
3)        Ilmu qiraat
4)        Ilmu tafsir
5)        Ilmu hadis
6)        Ilmu nahwu
7)        Ilmu bumi (al- jughrafia)
8)        Ulumud dakhilah

d.   Politik
Politik telah mengalami kemajuan dan perubahan sehingga lebih teratur dibandingkan masa
sebelumnya, terutama dalam hal khilafah (kepimpinan) dengan dibentuknya al-kitabah
(sekretariat negara). Pada masa ini juga telah dibangun armada laut dengan sempurna yang berhasil menaklukkan Pulau Rhodus dengan panglimanya Laksamana Aqabah bin Amir.
2. Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah
  Dinasti Abbasiyah berkuasa selama lebih kurang enam abad (132-656 H/ 750-1258 M),
didirikan oleh Abul Abbas as-Saffah dibantu oleh Abu Muslim al-Khurasani, seorang jendral muslim yang berasal dari Khurasan, Persia. Peradaban Islam berkembang pesat pada masa ini.
a.   Bidang Sosial dan Budaya
Kemajuan ilmu pengetahuan dan social budaya yang ada pada masa ini adalah seni
bangunan istana, masjid, dan kota. Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra, bahasa, dan seni musik.
b.   Bidang Politik dan Militer
Pemerintah Dinasti Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan keamanan yang
disebut Diwanul Jundi. Departemen inilah yang mengatur semua yang berkaitan dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan.
c.    Bidang Ilmu Pengetahuan
Filsuf yang terkenal saat itu antara lain adalah al-Kindi (185-206 H/ 801-873 M) dan Abu
Nasar al- Faraby (258-339 H/ 870-950 M). Diantara sejarawan muslim pertama yang terkenal yang hidup masa ini adalah Muhammad bin Ishaq (152H/768M). Ahli bumi (geografi) pada masa Abbasiyah adalah al-Kalbi yang masyhur pada abad ke-9M khususnya dalam studinya dikawasan Arab. Astronom pertama muslim, Muhammad bin Ibrahim al-Farazi (777M), membuat astrolabe atau alat ukur ketinggian bintang. Lalu ada Ali ibn Rabban al-Tabari (850M) sebagai dokter pertama yang mengarang buku Firdaus al-Hikmah.
d.   Bidang Ilmu Agama
Ilmu pengetahuan agama Islam yang berkembang pesat pada masa itu adalah ilmu tafsir
dengan tokoh yang terkenal al-Subhi, Muqatil bin Sulaiman, Muhammad bin Ishaq, dan Abu Bakar al-Asham. Para ulama hadis yang terkenal pada masa ini adalah Imam Bukhari dengan bukunya Sahih Bukhari, Ibnu Majah. Selain ilmu tafsir dan ilmu hadis berkembang juga ilmu fiqih dan ilmu kalam.

B. Periodisasi Kejayaan Peradaban Islam
1.  Periode klasik
  Pada masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Sebelum wafatnya Nabi Muhammad saw (632 M), seluruh semenanjung Arabia telah tunduk ke bahwah kekuasaan Islam, yang kemudian dilanjutkan dengan ekspansi keluar Arabia pada masa khalifah pertama Abu Bakar ash-Shiddiq, hingga berlanjut pada kekhalifahan berikutnya.
Pencapaian kemenangan Islam pada masa ini adalah dapat dikuasainya Irak pada tahun 634 M, yang kemudian meluas hingga Suria, kemudian pada masa Umar bin Khattab, Islam mampu menguasai Damaskus (635 M) dan tentara Bizantium di daerah Syiria pun ditaklukkan pada perang Yarmuk (636 M), selanjutnya menjatuhkan Alexandria (641 M) dan menguasai Mesir dengan tembok Babilonnya pada masa itu. Dan kekuasaan Islampun meluas hingga Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir. Pada masa khalifah Utsman bin Affan, Tripoli dan Ciprus pun tertaklukkan. Walaupun setelah itu terjadi keguncangan politik pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, hingga wafatnya.Kekhalifahan berlanjut pada kekuasaan Bani Umayyah, yang pada masa ini kekuasaan Islam semakin meluas, berawal di Tunis, Khurasan, Afganistan, Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana, Samarkand, Bulukhistan, Sind, Punjab, dan Multan. Bukan hanya itu, perluasan dilanjutkan ke Aljazair dan Maroko, bahkan telah membuka jalan ke kawasan Eropa yaitu Spanyol, dan menjadikan Cordova sebagai ibu kota Islam Spanyol. Lebih ringkasnya, pada masa dinasti ini kekuasaan Islam telah menguasai Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagaian dari Asia Kecil, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis (di Asia Tengah).Sejak kedinastian Bani Umayyah, peradaban Islam mulai menampakkan pamor keemasannya. Walaupun Bani Umayyah lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan Arab. Benih-benih peradaban baru tersebut antara lain perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan Pahlawi ke bahasa Arab, dengan demikian bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang harus dipelajari, hingga mendorong Imam Sibawaih menyusun Al-Kitab yang menjadi pedoman dalam tata bahasa Arab.
Pada saat itu pula (± abad ke-7 M), bermunculan sastrawan-sastrawan Islam, dengan berbagai karya besar antara lain sebuah novel terkenal Laila Majnun yang ditulis oleh Qais al-Mulawwah. Lain dari pada itu, dengan adanya pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Basrah, bermunculan ulama bidang tafsir, hadits, fiqh, dan ilmu kalam.
Pada bidang ekonomi dan pembangunan, Bani Umayyah di bawah pimpinan Abd al-Malik, telah mencetak alat tukar uang berupa dinar dan dirham. Sedangkan pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan masjid-masjid di Damaskus, Cordova, dan perluasan masjid Makkah serta Madinah, termasuk al-Aqsa di al-Quds (Yerussalem), juga pembangunan Monumen Qubbah as-sakhr, juga pembangunan istana-istana untuk tempat peristirahatan di padang pasir, seperti Qusayr dan al-Mushatta.
2.  Periode pertengahan
Pada periode ini, terdapat periode kemunduran Islam pada sekitar 1250-1500 M. Yang mana satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangan Mongol, dan kerajaan Islam Spanyol pun mampu ditaklukkan oleh  raja-raja Kristen yang bersatu, hingga orang-orang Islam Spanyol berpindah ke kota-kota di pantai utara Afrika.
Namun dengan demikian, terdapat kebangkitan kembali kedinastian Islam pada masa 1500-1800 M. Di sana terdapat 3 kerajaan besar, yang menjadi tonggak bejayanya peradaban Islam yang ke-2. Kerajaan besar tersebut adalah Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi Persia, dan Kerajaan Mughal di India.
Karajaan Turki Usmani berhasil mengambil alih Bizantium dan menduduki Konstantinopel (Istambul). Hingga akhirnya kekuasaan Turki Usmani mampu menguasai Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, Yaman, Mesir, Libya, Tunis, Aljazair, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania.
Sedangkan di tempat lain, Persia Islam bangkit dengan dengan Kerajaan Safawi (1252 M), dengan dinasti yang berasal dari Azerbaijan Syaikh Saifuddin yang beraliran Syi’ah. Kekuasaannya menyeluruh hingga seluruh Persia. Dan berbatasan dengan kekuasaan Usmani di barat dan kerajaan Mughal di kawasan timur.
Kerajaan Mughal di India, yang berdiri pada tahun 1482 M dengan pendirinya Zahirudin Babur. Kekuasaannya mencakup Afganistan, Lahore, India Tengah, Malwa dan Gujarat. Di India, bahsa Urdu akhirnya menjadi bahasa kerajaan menggantikan bahasa Persia. Dan kemajuannya telah membuat beberapa bukti peninggalan sejarah antara lain, Taj Mahal, Benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi.
3. Periode Modern
Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam, yang mana dengan berakhirnya ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata umat Islam akan kemunduruan dan kelemahannya di samping kemajuan dan kekuasaan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir mencari jalan keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang telah pincang dan membahayakan umat Islam. Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa klasik, kini berbalik menjadi gelap. Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan peradabannya.Dengan demikian, timbullah pemikiran dan pembaharuan dalam islam yang disebut dengan modernisasi dalam Islam. Sekian tokoh pembaharu Islam telah mengeluarkan buah pikirannya guna membuat umat Islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik. Para tokoh tersebut antara lain, Muhammad bin Abdul Wahab di Arab, Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan Muhammad Iqbal di India, Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal di Turki, dan masih banyak lagi yang lainnya.

C. Kontribusi Islam dalam Perkembangan Dunia
     Kontribusi besar peradaban Islam antara lain sebagai berikut.
Ø  Kaum muslimin telah member sumbangan eksperimental mengenai metode dan teori sains ke dunia Barat
Ø  Sistem notasi dan decimal Arab dalam waktu yang sama telah dikenalkan ke dunia Barat
Ø  Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi islam dan mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat
Ø  Para ilmuwan muslim telah menyumbangkan pengetahuantentang rumah sakit, sanitasi, dan makanan kepada Eropa.